Apr 29, 2014

Contoh makalah filsafat abat pertengahan ( masa skolastik )

Contoh makalah filsafat abat pertengahan ( masa skolastik )

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Filsafat pada abad pertengahan adalah suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuno. Filsafat abad pertengahan menggambarkan suatu zamanyang baru sekali di tengah-tengah suatu rumpun bangsa yang baru, yaitu bangsa Eropa barat. Filsafat yang baru ini disebut Skolastik.
Sebutan skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahandiusahakan boleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran disekolah-sekolah itu. Semula
Skolastik timbul di biara-biara tertua di GalliaSelatan. Daribiara-biara di Gallia selatan itu pengaruh Skolastik keluar sampai di Irlandia, di Nederlanddan di Jerman. Kemudian Skolastik timbul di sekolah-sekolah kapittel, yaitu sekolah-sekolah yang dikaitkan dengan gereja. Setelah abad pertengahan berakhir baru muncullah abad yang kemudian dinamakan abad peralihan.

B.    Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dapat menyusun beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
  1. Apa yang dimaksud dengan masa/filsafat skolastik?
  2. Bagaimanakah perkembangan masa/filsafat skolastik?
  3. Cakupan masa peralihan?

C.    Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian masa/filsafat skolastik.
2.      Untuk mengetahui perkembangan masa/filsafat skolastik.
3.      Untuk mengetahui perubahan-perubahan yang muncul.





BAB II
PEMBAHASAN

A. MASA  SKOLASTIK
Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap”karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untukmengembangkan potensi dirinya. Semua hasil-hasil pemikiran manusia diawasi oleh kaum gereja dan apabila terdapat pemikiran yang bertentangan dengan ajaran gereja, maka orangyang mengemukakannya akan mendapatkan hukuman yang berat.1
Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan masa
Skolastik2. Istilah skolastik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berartisekolah. Atau dari kata schuler yang mempunyai arti kurang lebih sama yaitu ajaran atausekolahan. Yang demikian karena sekolah yang diadakan oleh Karel Agung yang mengajarkan apa yang diistilahkan sebagai artes liberales (seni bebas) meliputi mata pelajaran gramatika, geometria, arithmatika, astronomi, musika, dan dialektika. Dialektika ini sekarang disebut logika dan kemudian meliputi seluruh filsafat.3 Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah.
Katas skolastik menjadi istilah bagi filsafat pada abad 9 s/d 15 yang mempunyai corak khusus yaitu filsafat yang dipengaruhi agama.4 Perkataan skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang rasional memecahkan persoalan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk.
Sebutan skolastik mengungkapkan bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah-sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Pada waktu itu rencana pelajaran sekolah-sekolah meliputi suatu studi duniawi yang terdiri dari 7 kesenian bebas (artes liberalis) yang dibagi menjadi 2 bagian, yaitu : Trivium, 3 mata pelajaran bahasa, yang meliputi Tata BahasaRetorika dan Dialektika (yaitu semacam tehnik berdiskusi), yang dimaksud sebagai Pendidikan Umum. dan Quadravium, 4 mata pelajaran matematika, yang meliputi Ilmu Hitung, Ilmu Ukur, Ilmu Perbintangan dan Musik, yang dimaksud bagi mereka yang ingin belajar lebih tinggi (teologia) atau ingin menjadi sarjana. Dari sini jelas, bahwa dialektika termasuk pendidikan yang lebih rendah (trivium), sebagai persiapan bagi quadrivium, yang dipandang lebih Tinggi kedudukannya dari pada mata pelajaran bahasa. Akan tetapi di sepanjang perjalanan abad keabad keadaanpun berubah.
1.       Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 1999), Cet. I, h. 80-81.
2.       Asmoro Asmadi,Filsafat Umum, (Bandung: PT. Raja Grafindo Persada,2000), h.
3.       Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf at …, h. 81.
4.       Selanjutnya dilihat dari sudut pandang pengaruh agama, skolastik ini dibagi dua yaituScholastik Islam dan Scholastik Kristen, namun dalam makalah ini penulis memfokuskan pembicaraan pada Scholastik Kristen (Barat). Lebih jelas bisa dilihat; Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat…, h. 81-91.
Buku-buku pegangan dialektika lama-kelamaan diganti dengankarangan-karangan Aristoteles mengenai logika, sedang dalam perkembangannya yang lebih lanjut lagi pelajaran Artes Liberales makin diubah menjadi studi filsafat, terutama filsafat Aristoteles. Demikianlah filsafat menjadi penting.
Pada dasarnya sampai pertengahan abad ke 12 orang-orang Barat belum pernah mengenal filsafat Aristoteles secara keseluruhan. Scholastik Islam-lah yang membawakan perkembangan filsafat di Barat, terutama berkat tulisan dari para ahli pikir Islam seperti Ibnu Rusyd. Peran ahli pikir Islam ini besar sekali, tidak hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi juga memberi sumbangan yang tidak kecil bagi bangsa Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan. Namun setelah pemikiran-pemikiran Islam ini masuk ke Eropa, banyak buku filsafat dan peranan para ahli pikir Islam atas kemajuan dan peradaban Barat sengaja disembunyikan karena mereka (Barat) tidak mengakui secara terus terang jasa para ahli pikirIslam itu dalam mengantarkan kemoderatan Barat.

B. PERKEMBANGAN MASA/FILSAFAT SKOLASTIK ISLAM
Dikalangan masyarakat Islam istilah Skolastik Islam jarang dipakai, yang paling masyhur yaitu ilmu kalam atau Filsafat Islam. antara kedua ilmu tersebut dalam pembahasannya dipisahkan.
Dalam perkembangann filsafat Islam, dikenal dua periode yaitu ; periode mutakallim (700-900), dan periode filsafat Islam (850-1200). Dimana para ahli pikir Islam (Al-Kindi, Al-Farabi, Ibnu Sina, Al-Ghazali, Ibnu Rusyd) sangat berperan, bukan hanya dalam pemikiran filsafat saja, akan tetapi meraka memberikan sumbangan yang besar bagi Eropa, yaitu dalam bidang ilmu pengetahuan.
  1. Al-Kindi (801-865)
Abu Yusuf Ya’kub Ibn Ishak Ibn Ahabah Ibn Umron Ibn Ismail Ibn Muhammad Ibn Al Ibn Qais Al-Kindi atau lebih dikenal Al-Kindi. disamping sebagai ahli dalam ilmu Agama, juga ahli dalam ilmu kedokteran, filsafat, matemtika, logika, pengubahan lagu, geometri, arithmatika, fisiologi dan astromomi. Ia adalah orang pertama yang memasukkan filsafat sebagai salah satu ilmu ke Islaman, setelah ia menyesuaikan dengan Islam.
Ajaran pokok filsafatnya
a.     Tentang pengetahuan
Al-Kindi membagi pengetahuan menjadi :
  1.  Pengetahuan Ilahiyah sebagai tercantum dalam Al-Qur’an. Pengetahuan itu deterima Nabi dari Tuhan. Dasar dari pengetahuan ini adalah keyakinan.
  2. Pengetahuan Insaniyah. Dasarnya pikiran. Kebenyaran yang dibawah  Al-Qur’an lebih menyakinkan dari pada filsafat, tetapi Al-Qur’an dan filsafat tidak bertentangan.

b.     Soal kenabian
Al-kindi berpendapat bahwa apa yang telah dicapai oleh para Nabi adalah derajat pengetahuan yang tertinggi yang dapat dicapai oleh  manusia. Sedangkan Nabi dapat mencapai yang begitu tentang pengetahuan alam gaib dan ke-Tuhanan melalui jalan intuisi (wahyu) diatas kesanggupan manusia biasa.
c.      Tentang filsafat.
Agama dan filsafat masing-masing mencari kebenaran. Disitulah letak agama dan filsafat. Tujuan agama adalah menerangkan apa yang benar dan apa yang baik, begitu pula dengan filsafat. Agama disamping wahyu juga menggunakan akal, da filsafat menggunakan akal.
2.     Al-Farabi (870-950)
Nama lengkapnya Abu Nasher Muhammad Ibn Muhammad Ibn Anzalq Ibn Turchan Al-Farabi. Dilahirkan di Farab Turkistan. Ia digelari sebagai Al-Muallimuts tsani (guru kedua) dalam ilmu filsafat sesudah Aristoteles, yang dianggap sebagai guru pertama.
C. PERKEMBANGAN MASA/FILSAFAT SKOLASTIK KRISTEN
a.   Masa Awal Skolastik
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat patristik mulai merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan ke-7 dikatakan abad kacau. Hal ini disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama berabad-abad.
Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel Agung (742 – 814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang politik, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, termsuk kehidupan manusia serta pemikiran filsafat menampakkan mulai adanya kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad pertengahan.Pada mulanya skolastik ini timbul pertama  kalinya di biara italia selatan dan pada akhirnya sampai berpengaruh kejerman dan belanda. Kurikulum pengajaranya meliputi studi duniawi, tata bahasa, retorika, dialektika, ilmu hitung, ilmu ukur, ilmu ukur, ilmu perbintangan dan musik.
Sutardjo Wiramihardja mengatakan bahwa zaman ini berhubungan dengan terjadinya perpindahan penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa sehingga bangsaJerman pindah melewati perbatasan kekaisaran Romawi yang secara politik sudah  mengalami kemerosotan6. Walaupun demikian masa ini merupakan kebangkitan pemikiran abad pertengahan yang mana sebelumnya merosot karena kuatnya dominasi golongan Gereja7.
Karena situasi yang ricuh, tidak banyak pemikiran filsafati yang patut ditampilkanpada masa ini. Namun, ada beberapa tokoh dan situasi penting yang harus diperhatikan dalam memahami filsafat masa ini.

1.  Augustinus (354-430)
Menurutnya, dibalik keteraturan dan ketertiban alam semesta ini pasti adayang mengendalikan, yaitu Tuhan. Kebenaran mutlak ada pada ajaran agama.Kebenaran berpangkal pada aksioma bahwa segala sesuatu diciptakan oleh Allah dariyang tidak ada (creatio ex nihilo). Kehidupan yang terbaik adalah kehidupan bertapa,dan yang terpenting adalah cinta pada Tuhan.
2. Boethius (480-524 M)
Dalam usianya yang ke 44 tahun, mendapat hukuman mati dengan tuduhan berkomplot. Ia dianggap sebagai filosof akhir Romawi dan filosof pertama Skolastik. Jasanya adalah menterjemahkan logika Aristoteles ke dalam bahasa latin dan menulis beberapa traktat logika Aristoteles. Ia adalah seorang guru logika pada abad pertengahan dan mengarang beberapa traktat teologi yang dipelajari sepanjang abad pertengahan.
3. Kaisar Karel Agung
Ia memerintah pada awal abad ke-9 yang telah berhasil mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan perkembangan pemikiran kultural berjalan pesat. Pendidikan yang dibangunnya terdiri dari tiga jenis yaitu pendidikan yang digabungkan dengan biara, pendidikan yang ditanggung keuskupan, dan pendidikanyang dibangun raja atau kerabat kerajaan.
4. Santo Anselmus (1033-1109)
Ciri khas filsafat abad pertengahan ini terletak pada rumusan Santo Anselmus yaitu credo ut intelligam (saya percaya agar saya paham). Filsafat ini jelas berbeda dengan sifat filsafat rasional yang lebih mendahulukan pengertian dari pada iman.
5. Peter Abaelardus (1079-1142)11
Eropa membuka kembali kebebasan berpikir yang dipelopori oleh Peter Abelardus. Ia menginginkan kebebasan berpikir dengan membalik diktum Augustinus-Anselmus credo ut
 intelligam dan merumuskan pandangannya sendiri menjadi intelligo ut credom (saya paham supaya saya percaya). Peter Abelardus memberikan status yang lebih tinggi kepada penalaran dari pada iman.
b.     Masa Keemasan Skolastik
Pada masa Skolastik awal, filsafat bertumpu pada alam pikiran dan karya-karya Kristianai. Tetapi sejak pertengahan abad ke-12 karya-karya non Kristiani mulai muncul dan filosuf Islam mulai berpengaruh. Dan pada masa in merupakan kejayaan Skolastik yangberlangus dari abad 1200-1300 M, yang disebut juga masa berbunga karena bersamaandengan munculnya beberapa universitas dan ordo-ordo yang menyelenggarakan pendidikan ilmu pengetahuan. Abad ke-13 menjadi abad kejayaan skolastik. Ada beberapa faktor yang memberi sumbangan yang berguna bagi kejayaan skolastik antara lain:
1.  Mulai abad ke-12 ada hubungan-hubungan baru dengan dunia pemikiran Yunani dan dunia pemikiran Arab, yaitu dengan peradaban Yunani dari Italia Selatan dan Silsilia dan dengan kerajaan Bizantium di satu pihak, dan peradaban arab yang ada diSpanyol di lain pihak. Melalui karya orang-orang Arab dan Yahudi Eropa Barat mulai lebih mengenal karya-karya Aristoteles, yang semula memang kurang dikenal. Kecuali melalui karya orang-orang Arab tulisan-tulisan Aristoteles dikenal melalui karya para bapak gereja Timur, yang sejak zaman itu dikenal juga.
 2. Timbulnya universitas-universitas. Didirikannya Universitas Almamater di Paris yang
merupakan gabungan dari beberapa sekolah. Dan universitas inilah yang menjadi awal (embrio) berdirinya universitas di Paris, Oxford, Mont Pellier, Cambridge danlainnya. Pada abad pertengahan, umumnya universitas terdiri atas empat fakultas,yaitu kedokteran, hukum, sastra (fakultas Atrium), dan teologi.
3. Timbulnya ordo-ordo baru, yaitu ordo Fransiskan (didirikan 1209 M.) dan ordo Dominikan (didirikan 1215 M.)15. Ordo-ordo ini muncul karena banyaknya perhatian orang terhadap ilmu pengetahuan, sehingga menimbulkan dorongan yang kuat untukmemberikan suasana yang semarak pada abad ke-13. Hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan kerohanian dimana kebanyakan tokoh-tokohnya memegang peranan di bidang filsafat dan teologi, seperti; Albertus de Grote, Thomas Aquines, Binaventura, J.D. Scotus, William Ocham8.

Tokoh-tokoh yang ada pada masa keemasan Skolastik ini diantaranya:
1. Albertus Magnus (1203-1280 M.)
Ia lahir dengan nama Albertus Von Bollstadt yang juga dikenal sebgai doktor universitasdan dokto magnus, kemudian bernama Albertus Magnus (Albert the Great) Ia mempunyai
kepandaian luar biasa. Di universitasPadua ia belajar artes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223 M, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan kepandaian luar biasa. Di universitasPadua ia belajar artes liberales, belajar teologi di Bulogna, dan masuk ordo Dominican tahun 1223 M, kemudian masuk ke Koln menjadi dosen filsafat dan teologi. Terakhir dia diangkat sebagai uskup agung. Pola pmikirannya meniru Ibnu Rusyd dalam menulis tentang Aristoteles. Dalam bidang ilmu pengetahuan, ia mengadakan penelitian dalam ilmu biologi dan ilmu kimia9.



6.      Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf at …, h.82.
7.      Atang Abdul Hakim dan Beni Ahmad Saebani, Filsafat Umum, (Bandung: Pustaka Setia, 2008), Cet.I, h. 73.9 Ahmad Sadali dan Mudzakir, Filsafat …, h. 91.
8.    Asmoro Achmadi, Filsafat Umum, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1995), h. 71
9.     Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf at …, h. 95.
2. Thomas Aquinas (1225-1274 M.)
Puncak kejayaan masa skolastik dicapai melalui pemikiran Thomas Aquinas (1225-1274 M.). Lahir di Roccasecca, Italia 1225 M dari kedua orang tua bangsawan10. Ia mendapat gelar “The Angelic Doctor”, karena banyak pikirannya, terutama dalam “SummaTheologia” menjadi bagian yang tak terpisahkan dari gereja. Menurutnya, pengetahuan berbeda dengan kepercayaan. Pengetahuan didapat melalui indera dan diolah akal. Namun, akal tidak mampu mencapai realitas tertinggi yang ada pada daerah adikodrati. Ini merupakan masalah keagamaan yang harus diselesaikan dengan kepercayaan. Dalil-dalil akal ataufilsafat harus dikembangkan dalam upaya memperkuat dalil-dalil agama dan mengabdi kepadaTuhan. Aquinas merupakan theolog skolastik yang terbesar. Ia adalah muridAlbertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII.
Thomas mengajarkan Allah sebagai “ada yang tak terbatas” (ipsum esse subsistens).Allah adalah “dzat yang tertinggi”, yang mempunyai keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). “Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat,” demikian kata Thomas Aquinas11. 
D. Masa Skolastik Akhir (1300-1450 M.)
Masa Skolastik akhir ditandai dengan kemalasan berpikir filsafati sehingga menyebabkanstagnasi (kemandegan) pemikiran filsafat Scholastik Kristen.Tokoh yang terkenal pada masa ini adalah Nicolous Cusanus (1401-1404 M.). Dari filsafatnya ia beranggapan bahwa Allah adalah obyek sentral bagi intuisi manusia. Karena menurutnya dengan intuisi manusia dapat mencapai yang terhingga, obyek tertinggi filsafat, dimana tidak ada hal-hal yang berlawanan. Dalam diri Allah semua hal yang berlawanan mencapai kesatuan.
Semua makhluk berhingga berasal dari Allah pencipta, dan segalanyaakan kembali pula pada pencipta-Nya12 Nicolous Cusanus sebagai tokoh pemikir yang berada paling akhir masa Scholasti. Menurut pendapatnya, terdapat tiga cara untuk mengenal, yaitu : lewan indra, akal, dan intuisi. Dengan indra kita akan mendapat pengetahuan tentang benda berjasad, yang sifatnya tak sempurna. Dengan akal kita akan mendapatkan bentuk-bentuk pengertian yang abstrak berdasarkan pada sajian atau tangkapan indera. Dengan intuisi, kita akan mendapatkan pengetahuan yang lebih tinggi sebagaiamana dijelaskan pada paragraf sebelumnya.
10.   Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf at …, h. 95.
12.   Ahmad Sadali dan Mudzakir,Fil saf at …, h. 99.

Pada tahap akhir masa skolastik terdapat filosof yang berbeda pandangan dengan Thomas Aquinas, yaitu William Occam (1285-1349). Tulisan-tulisannya menyerang kekuasaan gereja dan teologi Kristen. Karenanya, ia tidak begitu disukai dan kemudian dipenjarakan oleh Paus. Namun, ia berhasil meloloskan diri dan meminta suaka politik kepada Kaisar Louis IV, sehingga ia terlibat konflik berkepanjangan dengan gereja dan negara. William Occam merasa membela agama dengan menceraikan ilmu dari teologi.Tuhan harus diterima atas dasar keimanan, bukan dengan pembuktian, karena kepercayaan teologis tidak dapat didemonstrasikan.

E. MASA PERALIHAN
setelah abad pertengahan berakhir sampilah pada masa peralihan yang diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Zaman peralihan ini merupakan embrio masa modern. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.
1.   Renaissance
Renaissance atau kelahiran kembali di Eropa ini merupakan suatu gelombang kebudayaan dan pemikiran yang dimulai di Italia, kemudian di Prancis, Spanyol, dan selanjutnya hingga menyebar keseluruh Eropa. Diantara tokoh-tokohnya adalah Leonardo da Vinci, Michelangelo, Machiavelli, dan Giordano Bruno.
2.   Humanisme
Humanisme pada mulanya dipakai sebagai suatu pendirian dikalangan ahli pikir Renaissance yang mencurahkan perhatiannya terhadap pengejaran kesusastraan Yunani dan Romawi, serta perikemanusiaan. Kemudian, humanisme berubah fungsinya menjadi gerakan untuk kembali melepaskan ikatan dari gereja dan berusaha menemukan kembali sastra Yunani dan Romawi. Diantara para tokohnya adalah Boccaccio, Petrarcus, Lorenco Vallia, Erasmus, dan Thomas Morre.
3.   Reformasi
Reformasi merupakan revolusi keagamaan di Eropa barat pada abad ke-16. Refolusi tersebut dimulai dari gerakan terhadap perbaikan keadaan gereja Katolik. Kemudian berkembang menjadi asas-asas Protestantisme. Para tokohnya antara lain Jean Calvin dan Martin Luther.
Abad pertengahan disebut masa kelam bagi pemikiran filsafat, kerena kebebasan berpikir manusia telah dipangkas dan didominasi oleh dogma gereja. Tetapi, justru abad pertengahan menjadi titik balik bagi munculnya cahaya baru pemikiran filsafat, yang ditandai dengan gerakan Renaisance yang kembali melahirkan budaya berfikir ilmiah. 
Renaisance ini lah yang menjadi cikal-bakal bagi munculnya pemikiran filsafat modern. Namun, pemikiran filsafat modern dengan budaya berpikir ilmiah yang berujung pada lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir, juga memberikan karakteristik negatif berupa menurunya kepercayaan atas dogma gereja, dan mulai tumbuh masyarakat anti agama.
Simbol bagi perubahan zaman dari gelapnya abad pertengahan menuju abad modern adalah terbuktinya teori Copernicus, yang juga diperkuat oleh Galileo dan Keppler. Hal ini semakin menyudutkan posisi gereja yang telah salah memberikan doktrin mati, bahwa bumi itu pusat tata surya, sementara pada masa modern dapat dibuktikan bahwa mataharilah yang merupakan pusat tata surya. Perubahan yang sangat mendasar bagi corak pemikiran pada abad pertengahan dan modern adalah, para filsuf dan ilmuan modern berpikir mengandalkan rasio, mereka bebas mengungkapkan argumen-argumen tanpa adanya batasan dari otoritas gereja, sehingga filsafat dapat berkembang luas. Teori dan argumen yang diungkapkan dimasa modern merupakan teori dan argumen terbuka yang bisa menerima kritik, efaluasi, verifikasi, modifikasi ataupun falsifikasi, bukan berupa dogma-dogma yang kaku dan tidak dapat diubah sebagaimana yang diajarkan pada abad pertengahan oleh gereja.
Era modern ditandai dengan munculnya ilmu – ilmu praktis, dengan ditemukannya alat-alat produksi berbasis mesin, juga listrik dan mesin uap. Bahkan, ilmu teoritis-spekulatif  hampir lumpuh dan tergantikan oleh ilmu-ilmu praktis yang manfaatannya dapat dirasakan secara langsung oleh manusia. Pentingnya ilmu praktis ini terkait dengan kebutuhan logistik akan perang yang berlangsung pada waktu itu.
Sisi filosofis dan moralitas berubah drastis pada masa modern. Masyarakat dogmatis dengan ciri filsafat skolastik telah berganti menjadi masyarakat yang indifidualis dan rasional, yang lebih menekankan pada prinsip dan nilai-nilai kedisiplinan, intelektualitas, moral, dan politik konseptual. Akibatnya, karya-karya manusia modern semakin menakjubkan, terutama dibidang seni, sastra dan teknologi. Lahirnya zaman modern tidak bisa lepas dari kontribusi filsuf-filsuf seperti Descartes, Spinoza, Leibniz, John locke, David Hume, Imanuel Kant, Berkeley, dan Hegel. Masing-masing filsuf tersebut mempunyai corak pemikiran tersendiri dalam memandang realitas, yang dari pemikiran mereka-lah filsafat pemikiran modern muncul dan berkembang pesat.









BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Filsafat barat abad petengahan (476-1492) dapat dikatakan sebagai “abad gelap”
karena berdasarkan pada pendekatan sejarah gereja, saat itu tindakan gereja sangat
membelenggu kehidupan manusia, sehingga manusia tidak lagi memiliki kebebasan untuk
mengembangkan potensi dirinya. Masa abad pertengahan dibagi menjadi 2 (dua) masa yaitu masa Patristik dan masa Skolastik. Aliran skolastik berkaitan dengan sekolah dan merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Filsafat skolastik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama, filsafat yang mengabdi kepada teologi, atau filsafat yang rasional memecahkan persolan-persoalan mengenai berpikir, sifat ada, kejasmanian, kerohanian, baik buruk, filsafat yang termasuk jajaran pengetahuan kodrat, akan dimasukkan ke dalam bentuk sintesa yang lebih tinggi antara kepercayaan dan akal, filsafat Nasrani, karena banyak dipengaruhi oleh ajaran gereja. Dengan demikian Sebutan skolastik mengungkapkan, bahwa ilmu pengetahuan abad pertengahan diusahakan oleh sekolah- sekolah, dan bahwa ilmu itu terikat pada tuntutan pengajaran di sekolah-sekolah itu. Ahli pikir skolastik antara lain, Augustinus, Santo Anselmus, Peter Abaelardus, Thomas Aquinas, William Ockham. Setelah masa skolastik berakhir maka muncullah masa peralihan, yang mana pada masa ini diisi dengan gerakan kerohanian yang bersifat pembaharuan. Masa peralihan ini ditandai dengan munculnya renaissance, humanisme dan reformasi yang berlangsung antara abad ke-14 hingga ke-16.

B.   Saran dan Kritik
Sebagai manusia, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, nampaknya masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, penulis berharap adanya saran dan kritikan para pembaca makalah ini yang sifatnya membangun, demi perbaikan dimasa yang akan datang. Walaupun demikian, penulis sudah berusaha untuk mempersembahkan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak-pihak yang turut serta mendorong dan membantu penulis untuk menyelesaikan makalah ini
Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis berharap agar makalah ini benar-benar bermanfa’at. Semoga amal ibadah dan kerja keras kita senantiasa mendapatkan ridha,ampunan dan pahala dari Allah SWT. Amiin.




DAFTAR PUSTAKA


Mustansyir, Rizal. (2009). Filsafat Ilmu. Yogyakarta: Pustaka Belajar Offset
Salam, Burhanuddin. (1995). Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara
Asmoro Achmadi. (2005). filsafat umum. Jakarta: Bumi Aksara
Mudzakir. (2009). Filsafat Umum. Yogyakarta: Teras
Petrus, Simon. (2004). Petualangan Intelektual. Yogyakarta: Kanisius
Tafsir, Ahmad. (2010). Filsafat Umum.  Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Suriasumantri, jujun S. (2009). Filsafat Ilmu sebuah pengantar populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan

No comments: